Penyebab, Tanda, Pencegahan Telinga Berdenging (Tinnitus)

Telinga berdenging (Tinnitus)

Malam telah larut dan hening. Tubuh merasa lelah, penat, dan siap berbaring. Saat itu mungkin ada diantara kita yang susah memejamkan mata gara-gara indera pendengaran berdenging. Nguing … nguing … nguing. Hmm, … menyebalkan.

Suara berdenging tersebut istilah medisnya yaitu tinnitus, namun mungkin kurang begitu dikenal. Masyarakat kita lebih mengenalnya dengan istilah indera pendengaran berdenging atau indera pendengaran berdengung. Kata tinnitus berasal dari bahasa latin tinnire, yang maknanya berdenging.

Saat

Pengertian tinnitus

Tinnitus yaitu kondisi dimana seseorang mendengar “bunyi dengingan” di indera pendengaran (ringing in ear), atau merupakan persepsi pendengaran yang sebetulnya tidak berasal dari bunyi luar. Suara yang terdengar mampu berbeda-beda, dapat berupa dengungan, denging, mengerik, menderu, raungan, siulan ataupun bunyi berdesis dengan tingkat gangguan yang berlainan. Bunyi berdenging itu dapat muncul sesekali ataupun terus menerus.

Tinnitus biasanya merupakan mengambarkan dari kondisi kesehatan yang lainnya, misalnya berkurangnya pendengaran karena faktor umur, indera pendengaran yang cedera, atau gangguan sistem sirkulasi darah. Meskipun mengganggu, indera pendengaran berdenging biasanya bukan merupakan kondisi yang serius.

Tinnitus mampu menimpa satu indera pendengaran saja atau kedua indera pendengaran sekaligus. Juga dapat terjadi secara mendadak (misalnya karena trauma, cedera kepala atau otak) ataupun secara perlahan sebagai adegan dari proses kepikunan. Banyak yang menganggap bahwa indera pendengaran berdenging lebih merupakan sebuah syndrome daripada penyakit.

Jenis-jenis tinnitus / indera pendengaran berdenging

Ada dua jenis tinnitus, yaitu tinnitus subyektif dan tinnitus obyektif.

Tinnitus subyektif merupakan jenis yang paling banyak terjadi. Pada tinnitus subyektif, “suara berdenging” hanya mampu didengar oleh penderita saja. Penyebab tinnitus subyektif yaitu adanya duduk perkara di telinga, baik di adegan luar, tengah, maupun indera pendengaran adegan dalam. Selain itu, tinnitus subyektif mampu juga disebabkan oleh duduk perkara pada saraf pendengaran atau adegan otak yang menerjemahkan sinyal saraf sebagai suara.

Pada tinnitus obyektif, dokter yang sedang memeriksa mampu mendengar bunyi yang didengar pasien. Penyebab tinnitus objektif yaitu adanya duduk perkara pada pembuluh darah, kondisi tulang indera pendengaran adegan dalam, atau kontraksi otot. Tinnitus obyektif ini jarang terjadi.

Penyebab indera pendengaran berdenging

Masih belum diketahui dengan pasti apa penyebab indera pendengaran berdenging. Ada banyak hal yang mampu menyebabkan seseorang mengalami gangguan bunyi berdenging pada indera pendengarannya.

Beberapa hal yang mampu menyebabkan indera pendengaran berdenging yaitu mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka waktu cukup lama menyerupai aspirin, obat anti-hipertensi, sering mendengarkan bunyi bising, bunyi keras, ataupun pukulan / tekanan pada telinga. Selain itu juga gangguan idera pendengaran, kotoran indera pendengaran menumpuk, abses sinus, penyakit jantung, syok psikologis, dan cedera di kepala atau leher.

Sebagian kalangan lain menyebutkan penyebab kuping berdenging termasuk : kerusakan saraf pendengaran pada indera pendengaran adegan dalam; faktor usia; gangguan pada rahang; terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol; abses di telinga; pengapuran gendang telinga; stress; meniere disease yaitu kelebihan cairan endolimphe di dalam rumah siput telinga; alergi; serta akhir penyakit lain menyerupai tumor otak, tuli saraf, kelainan pada tuba Eustachio, hipertensi, anemia dan lain-lain.

Tanda-tanda indera pendengaran berdenging

Untuk mendeteksi kuping kita berdenging atau tidak, coba lakukan beberapa langkah menyerupai dibawah ini :

#1. Pilih suasana yang damai dan hening. Tutup mata sambil duduk atau berbaring.

#2. Konsentrasi dan dengarkan baik-baik bunyi / bunyi di sekitarnya. Dengarkan juga bunyi gila yang mungkin terdengar di indera pendengaran namun tidak ada sumbernya.

#3. Jika terdengar bunyi / bunyi baik sesekali atau terus menerus, mampu jadi itu merupakan tanda indera pendengaran berdenging. Bunyi / bunyi tersebut mungkin hanya pada salah satu indera pendengaran saja ataupun kedua indera pendengaran sekaligus.

#4. Coba cek ke orang lain apakah mereka juga mendengar bunyi / bunyi menyerupai yang Anda dengar.

#5. Biasanya, semakin damai dan hening suasana maka bunyi / bunyi berdenging itu makin mudah didengarkan.

#6. Untuk lebih memastikan, coba konsultasikan ke dokter atau otolaryngologist. Jika perlu lakukan test uji pendengaran.

Mencegah / mengatasi indera pendengaran berdenging

Mencegah / mengatasi indera pendengaran berdenging mampu dilakukan diantaranya dengan : mengurangi konsumsi garam (natrium),  melakukan terapi musik / bunyi (neuronomics), menambah asupan Omega-3 dari minyak ikan, meningkatkan asupan kalium, mengkonsumsi perhiasan Ginkgo Biloba.

Selain itu mencegah / mengatasi indera pendengaran berdengung atau tinnitus, dilakukan dengan : menghindari stress, berguru mengabaikan bunyi /suara yang timbul, menjauhi sumber bunyi keras, dentuman, dan berisik; cek tekanan darah, hindari obat yang dapat menyebabkan tinnitus, rutin berolahraga, dan cukup istirahat.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post