Hampir tak ada orang yang tak sekalipun pernah mencicipi nikmatnya minum kopi. Hmm ... Saking nikmatnya, sampai-sampai para pecinta kopi punya sebutan khusus yaitu coffee mania. Tapi hati-hati disamping aroma dan rasanya yang memikat, kopi punya beberapa efek samping atau ancaman jikalau diminum terus-menerus.
Nah, menurut cerita, biji kopi awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh penggembala Etiopia. Kemudian mereka menjadikannya minuman "wajib" dalam upacara religius dengan maksud biar seseorang bisa begadang sepanjang malam.
Dalam kaitan ini kafein, yaitu alkaloid yang berperan melalui penghambatan fosfodiesterase, yang menyebabkan peningkatan level cyclic-nucleotida, yang selanjutnya memengaruhi sistem saraf pusat. Selain dapat diubah jadi obat stimulan, dan penghilang rasa sakit, kafein ini juga bisa diandalkan sebagai alternatif penurun berat badan. Itu lantaran kafein cendekia mengkremasi lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jikalau disertai olahraga. Hal lain, ini pun bukan berarti dengan banyak minum kopi berarti bebas efek samping.
Dalam dosis berlebihan, antara 2-7 cangkir, kopi dapat mengakibatkan kegelisahan, mual, sakit kepala, otot tegang, gangguan tidur, dan jantung berdebar, terkadang juga anoreksia. Sementara jikalau dosisnya lebih tinggi lagi (di atas 750 mg), akan muncul banyak sekali gangguan emosi dan indera, utamanya telinga dan penglihatan (http://www.caryacademy.org).
Dalam Reader’s Digest edisi Desember 1994, diberitakan bahwa wanita yang mengonsumsi 300 mg kafein setiap harinya memiliki kesempatan 27 persen lebih rendah untuk hamil dibandingkan dengan mereka yang terbebas darinya. Meski mekanismenya belum diketahui pasti, sebuah hipotesis mengatakan, kemungkinan substansi ini dapat menurunkan level hormon—semisal estrogen— hingga memengaruhi ovulasi.
Walau kaitan antara kopi dan risiko terkena kanker belum jelas, beberapa studi memperkirakan kemungkinan kopi memengaruhi DNA dan meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih dan ovarian. Selain itu, minum kopi yang sangat panas dapat memberi efek kerusakan pada sel dalam verbal dan kerongkongan, yang jikalau dilakukan berulang kali dapat mencetuskan kanker pada episode tersebut.
Dalam sebuah kesimpulan laporan lain disebutkan, wanita yang mengonsumsi 5-7 gr kafein per bulan (setara dengan dua cangkir kopi per hari) memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena endometriosis daripada yang tidak mengonsumsi kafein.
Bahaya kopi lainnya yaitu dalam hal “kemampuan” kafein membuang kalsium melalui urine, yang selanjutnya memerosotkan kekuatan tulang dan menjadikan tulang gampang patah. Studi Harvard mendapati, pada wanita pascamenopause yang mengonsumsi banyak kafein (lebih dari enam cangkir kopi per hari), risiko menderita patah tulang pinggul tiga kali lebih tinggi daripada yang tidak.
Namun studi pada hampir 1.000 wanita pascamenopause di California menyampaikan bahwa, pada pengonsumsi sedang (dengan meminum paling sedikit segelas susu per hari) dapat menolong mengimbangi kehilangan kalsium yang disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam dua cangkir kopi.
Supaya terhindar dari ancaman kopi ibarat pada kejadian diatas, berhati-hatilah dengan kopi. Kita mungkin tidak serta-merta menghentikan kebiasaan ngopi alasannya yaitu kafein dapat membuat "ketagihan". Ketika dosis asupannya dikurangi, banyak "pencandunya" yang melaporkan terjadinya ketidakmampuan bekerja dengan baik, gelisah, mengantuk, dan sakit kepala. Dalam kasus yang ekstrem, malahan terjadi mual dan muntah.
Nah, bagaimana coffee mania ? Boleh ngopi tapi bijaksanalah, jangan hingga berlebihan. Rasa dan aroma kopi yang nikmat dan menarik hati jangan hingga membuat kita terlena akan ancaman kopi.
Nah, menurut cerita, biji kopi awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh penggembala Etiopia. Kemudian mereka menjadikannya minuman "wajib" dalam upacara religius dengan maksud biar seseorang bisa begadang sepanjang malam.
Dalam kaitan ini kafein, yaitu alkaloid yang berperan melalui penghambatan fosfodiesterase, yang menyebabkan peningkatan level cyclic-nucleotida, yang selanjutnya memengaruhi sistem saraf pusat. Selain dapat diubah jadi obat stimulan, dan penghilang rasa sakit, kafein ini juga bisa diandalkan sebagai alternatif penurun berat badan. Itu lantaran kafein cendekia mengkremasi lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Efek samping atau ancaman kopi bagi kesehatan
Laporan sebuah studi menyebutkan, 100 miligram kafein (sekitar secangkir kopi) dapat meningkatkan laju metabolisme 3-4 persen. Pada beberapa relawan dengan berat tubuh normal didapati, efek tersebut terlihat positif 2,5 jam setelah mereka mengonsumsinya.Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jikalau disertai olahraga. Hal lain, ini pun bukan berarti dengan banyak minum kopi berarti bebas efek samping.
Dalam dosis berlebihan, antara 2-7 cangkir, kopi dapat mengakibatkan kegelisahan, mual, sakit kepala, otot tegang, gangguan tidur, dan jantung berdebar, terkadang juga anoreksia. Sementara jikalau dosisnya lebih tinggi lagi (di atas 750 mg), akan muncul banyak sekali gangguan emosi dan indera, utamanya telinga dan penglihatan (http://www.caryacademy.org).
Bahaya kopi dalam jangka panjang
Sisi negatif kafein atau ancaman kopi tak bakal terasa hingga disitu saja. Serangkaian penelitian telah mengintip akhir jangka panjangnya.Dalam Reader’s Digest edisi Desember 1994, diberitakan bahwa wanita yang mengonsumsi 300 mg kafein setiap harinya memiliki kesempatan 27 persen lebih rendah untuk hamil dibandingkan dengan mereka yang terbebas darinya. Meski mekanismenya belum diketahui pasti, sebuah hipotesis mengatakan, kemungkinan substansi ini dapat menurunkan level hormon—semisal estrogen— hingga memengaruhi ovulasi.
Walau kaitan antara kopi dan risiko terkena kanker belum jelas, beberapa studi memperkirakan kemungkinan kopi memengaruhi DNA dan meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih dan ovarian. Selain itu, minum kopi yang sangat panas dapat memberi efek kerusakan pada sel dalam verbal dan kerongkongan, yang jikalau dilakukan berulang kali dapat mencetuskan kanker pada episode tersebut.
Dalam sebuah kesimpulan laporan lain disebutkan, wanita yang mengonsumsi 5-7 gr kafein per bulan (setara dengan dua cangkir kopi per hari) memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena endometriosis daripada yang tidak mengonsumsi kafein.
Bahaya kopi lainnya yaitu dalam hal “kemampuan” kafein membuang kalsium melalui urine, yang selanjutnya memerosotkan kekuatan tulang dan menjadikan tulang gampang patah. Studi Harvard mendapati, pada wanita pascamenopause yang mengonsumsi banyak kafein (lebih dari enam cangkir kopi per hari), risiko menderita patah tulang pinggul tiga kali lebih tinggi daripada yang tidak.
Namun studi pada hampir 1.000 wanita pascamenopause di California menyampaikan bahwa, pada pengonsumsi sedang (dengan meminum paling sedikit segelas susu per hari) dapat menolong mengimbangi kehilangan kalsium yang disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam dua cangkir kopi.
Supaya terhindar dari ancaman kopi ibarat pada kejadian diatas, berhati-hatilah dengan kopi. Kita mungkin tidak serta-merta menghentikan kebiasaan ngopi alasannya yaitu kafein dapat membuat "ketagihan". Ketika dosis asupannya dikurangi, banyak "pencandunya" yang melaporkan terjadinya ketidakmampuan bekerja dengan baik, gelisah, mengantuk, dan sakit kepala. Dalam kasus yang ekstrem, malahan terjadi mual dan muntah.
Nah, bagaimana coffee mania ? Boleh ngopi tapi bijaksanalah, jangan hingga berlebihan. Rasa dan aroma kopi yang nikmat dan menarik hati jangan hingga membuat kita terlena akan ancaman kopi.